Pisau bila digunakan untuk hal yang negatif, bisa menjadi senjata berbahaya. Namun, di tangan para anggota komunitas D’Lempis, senjata pisau tersebut menjadi alat untuk mereka berolahraga.Olah raga lempar pisau di Indonesia memang tidak sepopuler di negeri asalnya, Amerika. Sementara di Asia Tenggara, D’Lempis – The Lempar Pisau – merupakan komunitas lempar pisau pertama dan hingga kini masih aktif.
Ternyata tidak mudah melempar pisau secara akurat pada sasaran. Jarak, putaran pisau, serta posisi tubuh, menjadi faktor penentu akurasi pelemparan pisau. Beberapa teknik pun harus dikuasi agar pisau yang dilemparkan bisa tepat mengenai objek sasaran.
Dari sejumlah teknik yang memiliki kesulitan tinggi adalah teknik “no spin”. Dalam teknik ini, pisau yang dilemparkan tidak berputar di udara, melainkan meluncur lurus. Teknik yang digunakan yakni dengan melecutkan tangan ke arah bawah, ketika melakukan pelemparan pisau.
Dibutuhkan keuletan dan keseriusan berlatih guna menguasai teknik no spin. Anda dapat bayangkan, untuk berlatih teknik dasar saja, dibutuhkan waktu hingga satu bulan, apalagi untuk menguasai teknik “no spin”, tentu lebih lama lagi.
Menurut ketua D’Lempis, Ranlan pisau yang digunakan untuk olah raga lempar pisau berbeda dengan pisau pada umumnya. Gagang pisau dibentuk menyatu dengan bilah dan lebih tebal. Desain pisau pun dibuat lebih sederhana, tanpa aksesoris tambahan. Hal tersebut ditujukan agar pisau lebih awet, serta memudahkan dalam pengaturan keseimbangan.
Bilah pisau pun dibentuk dua sisi, tapi dibuat lebih tumpul untuk menghindari luka bagi pelempar. Selain pisau, senjata yang kerap digunakan yakni kampak.
Anda tertarik berlatih lempar pisau? Di Bandung, komunitas D’Lempis berkumpul dan berlatih di Taman Pramuka, Jalan LLRE Martadinata.
1 Comments
